Dari judulnya aja udah ketahuan banget kalo gue mau cerita
tentang mimpi-mimpi besar gue kan. Dari pada gue dikamar bengong gak jelas,
atau ngomong ama tembok mending gue nulis ajalah ya. Tau gak sih apa sebenernya
mimpi itu? Mimpi menurut gue adalah
harapan, angan-angan atau dengan kata lainya adalah cita-cita. Mau sedikit
berbagi tentang hal ini ke kalian gaeeesss... Dari kecil hidup gue
lempeng-lempeng aja sih walau ada juga permasalahan yang kadang gue alami dan
hadapi. Menurut gue itu wajar, manusia lain juga pasti ngalamin itu. Hidup gue
itu mulai jatuh ampek bangun lagi pernah gue alamin. Gue laluin itu semua bareng
ama ibu dan bapak gue karna gue anak satu-satunya. Mereka berdua adalah
kekuatan buat gue sampek detik ini untuk bertahan dengan hidup yang penuh
misteri ini.
Sejak kecil itu gue punya mimpi pengen jadi penyanyi atau
top model gitu. Hahahaha, gak apa-apa namanya juga mimpi anak SD, ngayal gratis
ini kan. Tapi dengan berjalannya waktu, banyak hal dan pengalaman yang gue
pelajari secara riil nampak depan mata. Mimpi-mimpi waktu kecil yang gue
banggain bakalan jadi kenyataan itu tadi pelan-pelan pudar, namun sejak gue beranjak
SMA ada ketertarikan gue pada ilmu-ilmu yang mempelajari manusia. Yup, tepat
banget. Gue suka banget dengan hal itu, paling rajin kalo ada pelajaran
sosiologi, sejarah, antropologi dan kadang biologi kalo pas lagi bahas anatomi
manusia gue selalu antusias dengerin. Daripada gue harus pelajarin matematika, fisika,
kimia dan temen-temenya itu lah. Duh capek gue mikir dengan ilmu pasti itu,
bukan karena nyari jawaban yang pasti. Tapi karena kudu ngafalin
rumus-rumusnya. Pelajaran ini bagi gue gak menarik, karena ketika nyari jawaban
trus ada rumusnya pasti kelar deh. Beda dengan mempelajari manusia, manusia
dari masa ke masa itu perkembangan beda-beda. Susah banget di tebak atau
kira-kira doank. Iya gak? Itu yang selalu bikin gue penasaran. Diotak gue selalu
bertanya, kenapa gini kenapa gitu. Kalo bahasa kerenya sekarang ketika manusia
itu ada permasalah pelik sampai akibatnya berdampak bagi manusia yang lain bisa
diliat dulu perilaku dan gejala-gejala yang timbul, dianalisa mendalam penyebabnya
apa, dampak yang timbulkan apa, lalu baru mencari solusi apa untuk antisipasi
hal terburuk di masa yang akan datang.
Ketertarikan gue terhadap ilmu manusia ini sangat mempesona
gue ketimbang elu sodorin laki-laki ganteng kaya raya pula dengan masa depan
yang cemerlang mungkin gue gak bergeming walau dia ada depan mata gue sekarang
kan. Hahahaha. Becanda ding, kalo ada yang mau mah syukur. Oke balik lagi ke
pembahasan awal kita tentang cerita mimpi gue yak. Satu masa gue kepikiran
terus tentang banyak hal, “Kenapa sih manusia itu misterius ya???”. Dalam batin
gue bertanya-tanya tentang itu. Satu
sama lain di ciptakan berbeda. Ambil gampangnya ya, dari bentuk fisik, wajah,sidik
jari dan karakter mereka adalah masing-masing individu yang unik dan punya ciri yang berbeda satu sama lainya. Ya
semisal ada dua orang manusia nih dihadapkan dengan permasalahan yang sama, diwaktu
yang sama, ditempat yang sama bisa jadi satu sama lain manusia ini akan berbeda
menyikapinya. Dengan pola pikir yang berbeda, bahkan dalam penerapan tindakan
yang diambil inipun berbeda. Nah yang gue tau, banyak hal yang mempengarungi
segala pemikiran dan tindakan manusia. Yang pertama adalah lingkungan
sekitar(keluarga) adalah pembentuk karakter utama mereka, pengalaman masa kecil
dan pengalaman hidup yang dilalui selama manusia itu hidup juga punya pengaruh
terbesar bagi manusia itu sendiri untuk berfikir, bertindak dan berperilaku pada
kegiatan interaksi terhadap situasi sekitar. Terus gue bertanya lagi,”Manusia
itu di ciptakan dengan hal yang penuh perbedaan namun apakah tujuan mereka
hidup itu juga berbeda?”. Pertanyaan ini sering gue tanyain ke orang-orang
terdekat gue dalam ngobrol santai. “Elu punya hidup ini sebenernya punya tujuan
apaan sih?”. Kebanyakan dari mereka adalah menjawab,”Gue pengen bahagia dunia
akhirat jul”. Lalu gue terdiam.
# Tujuan hidup manusia itu apa?
Apa yang ada di otak kalian
ketika ada yang menanyakan pada diri kalian sendiri apa yang ingin kalian capai
dalam hidup ini? Atau pernahkah kalian ditanya oleh seseorang tentang tujuan
hidup didunia ini untuk apa? Sebelum menjawab pertanyaan ini coba renungkan
secara mendalam pertanyaan-pertanyaan diatas. Ketika gue ditanya pertanyaan
seperti ini, gue masih bingung juga harus ngejawabnya seperti apa. Emang gue
butuh beberapa jedah waktu untuk berfikir. Beberapa saat kemudian dalam hati kecil
gue, gue ngejawab bahwa gue hidup di dunia ini juga ingin bahagia, wujudin
mimpi-mimpi gue dan membahagiakan orang-orang yang ada disekitar gue yang
selalu gue sayangi. Lalu apakah bahagia sebatas itu aja? Batin gue
berbisik,"Kalo gue bahagia dengan suatu hal, belum tentu orang lain
merasakan hal yang sama dengan hal yang gue rasain." Lalu apa makna
bahagia itu sendiri menurut para ahli???
# Apakah bahagia menjadi tujuan hidup paling utama
manusia menurut para ahli?
Yup, ada yang bilang bahwa porsi
bahagia dan proses pencapaianya seseorang itu berbeda-beda. Kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan. Kebahagiaan
tidaklah sama dengan kegembiraan atau kesenangan. Kebahagiaan adalah suatu
keadaan yang berlangsung (a lasting condition) dan bukanlah suatu perasaan atau
emosi yang berlalu.
# Bagaimana proses pencapaian bahagia?
Secara umum
boleh jadi seseorang merasa bahagia meskipun dia sedang menderita kesedihan,
demikian pula seseorang yang mengalami ketidakbahagiaan yang kronis juga bisa mengenal
saat-saat gembira. Juga kebahagiaan bukanlah suatu disposisi atau sikap jiwa
yang riang gembira, meskipun tidak disangkal bahwa hal-hal tersebut bisa
menolong ke arah kebahagiaan. Sebab sebagian orang dapat memiliki perilaku
demikian meskipun dalam menghadapi kekecewaan. Kadang-kadang sesuatu yang
dipandang bahagia oleh seseorang, tidak demikian oleh orang lain, sebab
kebahagian merupakan suatu kesenangan yang dicapai oleh setiap orang menurut
kehendak masing-masing. Ia juga berpendapat bahwa bahagia itu bukan mempunyai
arti dari satu kejadian, melainkan berlainan coraknya menurut tujuan
masing-masing manusia. Semisal seorang pemulung akan merasa bahagia ketika ada
seseorang yang memberikan bantuan berupa materi (wujud riil / konkrit). Atau
seorang dokter yang akan merasa bahagia ketika pasienya terselamatkan dari maut
karena penyakit yang diderita si pasien. Selain karena bantuan manusia(dokter),
namun juga dengan bantuan doa manusia terhadap sang penciptaNya (wujud
abstrak).
Ya, bisa gue simpulkan bahwa intinya manusia itu diciptakan
berbeda namun tujuanya adalah sama mencari bahagia. Namun kebahagiaan
masing-masing manusia itu selalu berbeda. Dan proses yang dialaminya pun
berbeda. Kalo ada yang bilang didunia ini
mencari kebahagiaan karena tingkatan kekayaan, gelar, jabatan, kedudukan
atau popularitas itu bukanlah bahagia. Itu hanya sebatas kepuasan wujud semata.
Bahagia itu adalah bagaimana hati dan jiwa merasa nyaman dan berdamai dengan
keadaan yang ada secara nyata. Namun banyak jiwa manusia yang terjebak karena
hal ini. Banyak manusia yang berambisi dan mengharapkan hal yang menurut mereka
akan membahagiakan dengan cara yang salah. Manusia
tidak hidup dalam dunia yang sepenuhnya ciptaan manusia itu sendiri, tetapi
manusia juga bukan sekedar roda penggerak dalam dunia mekanik. Orang harus
berusaha untuk memahami dunianya, mengalahkan kecemasan dan ketakutan (perasaan
dalam jiwa) untuk dapat mengaktualisasikan diri dalam situasi yang menantang
untuk bertahan hidup.
Gue bisa
nyimpulin hal yang ada diatas, tapi bentar deh gue masih banyak pertanyaan yang
ada dibenak gue.”Kalo semua orang pada dasarnya ingin bahagia di dunia ini,
kenapa masih ada orang yang merasa tidak bahagia dengan hidupnya di dunia
ini?”.
# Penyebab ketidakbahagiaan dalam diri (jiwa)
Secara
umum, sifat asli bahagia secara harfiah hanya bisa dirasakan oleh kualitas
manusia didalam jiwa (batin) akan rasa syukur, damai dan ikhlas. Sayangnya,
dalam perkembangannya, sang kostum pembungkus jiwa ini (badan / raga) telah
berhasil membuatnya lupa. Namun demikian dengan perkembangan jaman semakin
banyak masalah timbul dikarenakan adanya tekanan/beban masalah yang tak kunjung
menemukan solusi penyelesaianya. Inti ketidakbahagiaan yang mendasar adalah
harapan/angan-angan yang diinginkan tidak selalu berjalan sama dengan kenyataan
yang ada. Maka timbulah kekecewaan yang berlarut dan berlebih sehingga sampai pada akhirnya manusia tidak
dapat mengendalikan perasaan, pemikiran dan perilakunya yang salah. Gejala-gejala
yang menimpah manusia ini bisa menyebabkan gangguan kejiwaan akut yang
dampaknya tidak saja merugikannya tapi juga bagi orang-orang disekitanya.
Itulah
sebabnya kenapa gue tertarik banget pelajarin manusia secara mendalam. Kadang
ada hal-hal yang diluar nalar gue ketika gue amatin manusia sendiri itu seperti
apa. Jadi dari penjabaran seperti yang ada di paragraf atas, itulah alasan gue
kenapa gue pengen banget bikin manusia lain bisa ngerasain kebahagiaan. Gue gak
bisa kasih materi, ato reward dalam bentuk lain. Yang gue bisa adalah gimana
caranya membantu membebaskan mereka dari permasalahan/beban yang ada didalam
jiwa mereka. Ya dengan cara mendengar keluhan mereka, analisa permasalahnya
gimana, dan dengan kekuatan yang diberi Allah ke gue, gue bakalan cari solusinya.
Walaupun gue tau itu gak gampang.
Dengan masalah
kejiwaan yang melanda mereka, mereka jalanin hidup ini gak akan nemu arti
sebenarnya apa itu bahagia. Miris ketika gue sejak kecil ngeliat orang gila
tanpa pake pakaian keliling di jalan-jalan. Nyari makan mengais-ngais sampah.
Gue berpikir, mereka ini manusia juga loh kayak kita. Mereka juga terlahir dari
rahim seorang ibu. Tapi kenapa ketika kondisi mereka sangat memprihatinkan
kayak gitu malah keluarganya seolah ngebuang dan gak peduli. Mereka ini butuh
banget kepedulian, perhatian dan kasih sayang dari orang-orang ada
disekitarnya. Bukan malah kita jauhi ato justru biarin gitu aja. Harusnya kita
sebagai manusia adalah bersikap memanusiakan manusia, walalupun mereka dalam
keadaan yang tidak waras secara mental dan kejiwaan. Gue cukup miris liatnya
dengan makin banyak penderita skizofrenia, bipolar disorder, psikopat, obsesif
compulsif disorder, antisocial personality disorder, multiple identity disorder,
dan masih banyak yang lainya.
Saat ini gue masih mengejar impian gue yang
satu ini. Dan kenapa juga gue kudu nulis artikel ini, karena gue pengen banget
bisa merasakan apa yang mereka rasakan juga. Mungkin naif banget gue ngejawab
itu semua. Tapi whatever deh orang mau nilai gue nih apaan. Gue pengen kalo
stigma orang yang kena gangguan kejiwaan itu harus dikucilkan ato dijauhin. Itu
semua anggapan yang salah besar.Karena dengan kesabaran dan keyakin kita
sebagai orang tedekatnya bisa disembuhkan. Gue gak pengen ada lagi yang
menderita karena tekanan kejiwaan. Cukup gue yang rasain betapa sedihnya ketika
orang yang kita sayang mengalami gangguan kejiwaan. Gue kehilangan jiwa orang
yang gue sayang, walaupun secara fisik dia terlihat sangat sempurna dan sangat
sehat. Tapi gak dengan jiwanya. Gue pengen dia sembuh “Jiwanya” dan kembali
menjadi manusia yang punya mimpi dengan segala angan-angan untuk diwujutin
bersama. Ini adalah salah satu motivasi pendukung gue juga untuk memahami jiwa dia
secara utuh. Berharap suatu ketika gue baca lagi tulisan gue ini adalah sumber kekuatan
gue untuk tetep konsisten dan bertahan dengan hal ini. Gue cuma berharap dalam
pencapaian ini ada kekuatan maha dashyat yang hadir selalu ada di dalem hati
dan jiwa gue. Yaitu cuman kekuatan Allah SWT yang gue selalu yakinin sampai
hayat gue ini berakhir.
# Menjadi Dosen
Jujur gue
pengen banget punya gelar “Prof. Dr. .............................. M.Si., Psi”,
kelak. Amin Ya Robbal Alamin. Sementara saat ini gue masih berjalan tertatih
untuk meraih impian gue ini dengan umur gue yang gak abg lagi ini. Ya, 23 tahun
tepatnya. Gue gak masalah saat ini masih menjadi salah satu staff di perusahaan
developer di kota gue, toh nantinya hasil dari ini pun masih gue tabung untuk
studi gue di bidang ini (psikologi). Nah, bukanya gue ambisius atau apalah itu
namanya. Setidaknya kedepan gue masih punya mimpi yang harus gue raih dan
kejar. Bukan semata-mata karna gue ngejar gelarnya doank yang pengen gue raih.
Gue juga butuh ilmu yang harus gue terapin ke sesama. Tapi ini juga adalah
bentuk pertanggungjawabkan gue ke Allah subhanallah wata’alah tentang
konsekuensi hidup yang gue pilih karna panggilan hati gue sendiri. Tapi gue
harus inget, gue cuman manusia biasa yang hanya bisa berusaha semaksimal
mungkin. Tapi tetap Allah lah yang menentukan skenario perjalanan manusia akan
seperti apa.
# Menikah, dan bekerluarga
Kalo
ditanya menikah, gue selalu harus nafas panjang. Karena pertanyaan ini bikin
gue nyesek banget. Hehehehe. Karena sampek detik ini masih belom ada tuh lelaki
yang niat mau ngelamar gue. Kemaren-kemaren sih ada, tapi mungkin belom jalanya
aja. Tuh kan gue jadi sedih bilangnya. Gak apa-apa, gak ada harus disesali atau
di salahin atas semua yang sudah terjadi. Beranggapan bahwa pengalaman adalah
guru terbaik dalam perjalanan hidup gue. Jadi kalo kata temen gue, gue ini
orangnya pemilih. Nah loh, bingung gue kenapa gue dibilang kayak gitu. Nah kalo
asal comot aja dikiranya kita ini murahan kali ya. Hehehe. Mending memilih yang
tepat lah ya daripada asal comot tar malah nyesel di belakang trus menyandang
“cerai hidup”. Aduh amit-amit lah ya, mending pacaranya bolak-balik tapi tetep
nikah mah kudu sekali aja seumur hidup. Amin. Sebenernya gue pengen banget
nikah mudah, ya umur-umur dibawah 25 tahun lah. Bagi gue tahun ini adalah tahun
kronis gue, karena gue bakalan umur 24 tahun. Gak berasa ya kirain sih masih
kamaren sore umur 17 tahun. *dih ngarep*hehehe.
Gue juga
butuh pasangan yang emang bisa ngedukung gue. Entah itu tentang pola pikir masa
depan, mewujdkan mimpi berdua, diskusi tentang semua hal, berbagi cerita, atau
mencari solusi bareng ketika kita nantinya ada masalah dan yang paling penting
adalah mencari imam yang tepat untuk kehidupan gue kelak yang lebih baik dimata
Allah SWT. Menikah bukan hal yang gampang, menurut gue sih. Karena menikah
sendiri juga kudu bisa menceraikan ego masing-masing dan memahami satu individu
satu sama lain. Komunikasi itu inti terpentingnya, sanggup menerima kekurangan
dan kelebihan masing-masing yang kita miliki saat ini. Komplit ketika seseorang
itu tidak mempermasalahkan masa lalu satu sama lain.Moga aja tahun ini Allah
kasih jodoh yang tepat ya. Amin. “Siapa jul?”. Tau dah siapa, gue juga bukan
dukun kali yang bisa nentuin jodoh gue nanti siapa.
# Jadi orang tua yang baik buat anak-anak
gue kelak
Ketika gue
nanti jadi orang tua, gue pengen jadi ibu yang total buat anak dan suami gue. Ya
jadi ibu yang pinter masak dan jadi ibu yang pinter pengetahuanya oke buat
anak-anak gue kelak. Gue pengen banget punya anak 2 orang aja. Amin. Gue pengen
banget jadi orang tua yang bisa care ke anak-anak gue kelak, jadi ketika mereka
ada masalah mereka bisa sharing ke gue dengan nyaman tanpa sharing ke orang luar.
Gue akan ngerasa bangga ketika gue bisa mengatarkan mereka menjadi seseorang yang
bisa meraih mimpinya kelak. Amin. Gue akan mengajarkan mereka bagaimana hidup
ini tidak selalu sama dengan apa yang kita inginkan, mereka harus berusaha dan
kerja keras untuk meraih apa yang mereka pengenin. Maka saat dewasa kelak insyaallah
mereka akan menghargai banyak hal yang ada dalam hidup ini, termasuk menghargai
sesama manusia. Mereka harus kuat menghadapi tempaan-tempaan yang ada diluar
sana. Karena tempaan adalah proses bertahan yang akan membentuk karakter mereka
di masa depan. Dalam kehidupan bersosial mereka juga akan di pertemukan oleh
bermacam-macam karakter manusia. Disaat itulah mereka akan belajar untuk
berinteraksi dengan manusia lainya. Tapi yang harus diingat adalah bahwa tidak
semua orang yang kita percayai, kita sayangi sepenuh hati akan berbuat baik
terhadap kita. Mereka harus kuat secara mental dan jiwa ketika orang yang mereka
disayangi tiba-tiba menjauh, berkhianat, dibohongi, dicurangi, ditinggalkan
atau dicampakkan. Mereka harus sadar memang itulah kehidupan yang siapapun
tidak akan tahu akhir ceritnya akan seperti apa. Saat dimana mereka melakukan
kesalahan, mereka harus bertanggungjawab akan kesalahan yang mereka buat itu. Ikhlas
terhadap ketidaksesuaian dari apa yang kita harapkan untuk menjadi kenyataan.
Yang paling penting dan harus mereka
miliki adalah bagaimana keimanan mereka tetap berjalan sesuai dengan ajaran
Allah SWT. Mereka yaitu anak-anak gue kelak harus bersyukur akan hidup ini atas
anugrah dan nikmat oleh pencipta alam semesta ini yaitu Allah SWT, karena
banyak yang kurang beruntung dibanding kita disini. Gue ingin menjadikan mereka
sosok yang selalu welas asih, karena dengan berbagi itu tidak akan mengurangi
jatah rejeki yang diberikan Allah untuk umatNya.
# Mendirikan panti rehabilitasi sebagai NGO
(non goverment organization)
Kalo Allah SWT nanti beri gue umur panjang
dan kesempatan, gue pengen banget suatu saat
nanti bikin panti rehabilitasi untuk mereka yang mengalami gangguan kejiwaan.
Yang di dalemnya ada temen-temen satu
profesi yang peduli dan ngerasain hal yang sama dengan apa yang gue rasain
seperti gue jabarin diatas. Kita bisa diskusi bareng, sharing bareng dan nyari
solusi bareng. Untuk mereka yang memang memerlukan bantuan konseling dari para
ahli kejiwaan (psikiatri dan psikolog)
Yang perlu diingat, bahwa mimpi tanpa ada
usaha dan kerja keras adalah omong kosong besar. Tulisan ini gue buat untuk
memotivasi gue sendiri saat ini dan masa depan untuk menjadi seorang profesional
yang tidak hanya bertumpu pada pengakuan orang lain atau sekedar kertas sertifikat yang menyatakan orang itu mampu
dalam penerapan teori dan untuk menjadi seorang praktisi.
Inspirasi tulisan gue adalah :
-
Allah SWT
-
Nabi Muhammad
-
Orang Tua ( Bapak dan Ibu )
-
dr. Pandu ( ? )
-
Prof. Dr. Yusti Probowati, Psi ( Guru Besar Fakultas
Psikologi Ubaya ) Beliau adalah idola saya karena karyanya yang luar biasa
tentang,”Psikologi Forensik”